Remaja Itu Hamil....

Iva, 2 minggu lalu tiba-tiba telpon. kirain cuma say hello kayak biasanya. Nanya seputar "masak apa hari ini?" atau "lagi ngapain mbak Aney?".
Sekarang nadanya lain, seperti pasrah, ketakutan, ngeri dan iba.

"Mbak Aney tahu Ipul (sebut saja begitu) anak belakang rumah?"
"Kenapa?" tanyaku ogah-ogahan. pagi-pagi gini gosip kan, belum ngeh banget.
"Dia mau kawin loh!"
"Trus?"
"Tapi yang cewek udah hamil 3 bulan. kelas 3 SMP!"
"Hwehh???" sekarang aku baru konek
"Rencananya si, mau di gugurin cuma ga boleh emaknya. nikahin aja, gitu. kasihan mbak Aney, emaknya nangis melulu. oh ya, kamu diundang nikahannya. undangannya di rumah."

Ipul, betapa remaja cowo itu dulu aku inget banget ga bisa bobo kalo ga melintirin "tititnya". Aku tercenung lama, bagaimana mungkin remaja 16 tahun itu bahkan telah menitipkan benih sebelum waktunya?

Aku mencoba mnegingat wajah ibunya. Betapa ibunya adalah orang yang baiiiiiiiik banget, terutama dengan keluargaku. Ibunya yang juragan buah itu adalah tulang punggung sodara perempuannya yang ga bisa di bilang sedikit. dia rela mengorbankan apa saja asal keluarganya bisa hidup dengan materi cukup. Dia juga sangat keras mendidik anak dan seluruh saudara perempuan yang hampir semuanya menumpang hidup padanya. Bagaimana perasaannya setelah tahu tentang "musibah" ini?

Kemarin aku datang bertamu ke rumahnya untuk menghadiri resepsi nikah si Ipul. calon Istrinya..betapa ia adalah gadis cantik, putih, imut banget. Masih kelas 3 SMP dan mau-tidak mau harus drop out dari sekolah karena kehamilannya, padahal tinggal menghitung hari ia seharusnya mengikuti UASBN.

Ibu si Ipul, beberapa kali menyeka air mata. mungkin malu, sakit hati atau apalah itu. tanpa kutanya mengalirlah cerita seputar "MBA" anaknya lengkap dengan niatan si IPul untuk menggugurkan calon bayinya.

Entah mengapa aku jadi merasa sangat marah. Bayi...yeah, bukankah makhluk tak berdosa itu yang seharusnya lebih pantas bergelung di rahimku ketimbang dalam janin gadis di depanku ini? Ya Tuhan, mengapa aku jadi merasa lebih mampu? Maaf Tuhan, aku kelewat marah...

Perempuan, Gadis, Cewe, wanita bahkan siapapun yang belum bersuami, apa yang ada di benak mereka sebenarnya ketika berniat meluruhkan seorang bayi?
Malu?
Takut?
Belum siap?
Atau....

Lalu mengapa tak ada rasa malu, berani dan sangat siap ketika melalukan hubungan jasmani? Apa yang Mereka pikirkan??

Satu pelajaran hidup kudapat dari peristiwa ini. PIKIRKAN MASAK-MASAK SEBELUM MEMULAI SESUATU!!!

Remaja...siapapun kamu, hidupmu terlampau indah untuk dikotori dengan free sex. sedikitnya pikirkan apa resiko apa yang bakal kamu tuai akibat perbuatanmu sendiri. lebih-lebih cewe. Hampir semua orang menganggap cewe adalak kaum lemah. Apa jadinya jika tak ada yang bertanggung jawab atas benihmu? Sanggupkah membesarkannya seorang diri atau malah sanggupkah melawan seorang diri sayatan dan remasan tangan dokter mengaduk-aduk seisi perutmu. Siapa yang merasakan sakitnya? Pacarmukah?

Tuhan, aku memohon kepadamu jernihkan akal sehat remaja cewe manapun di belahan bumi ini sebelum ia memutuskan untuk melakukan perbuatan yang di haramkan oleh seluruh agama itu.
Amin...

0 komentar:

Posting Komentar

monggo...