Pengen punya cute baby nih...

Bayi...4 huruf yang selalu jadi pertanyaan orang kalo kita udah nikah. 3 bulan lagi genap 3 tahun usia pernikahanku dan selama itu pula sepertinya Tuhan belum percaya penuh untuk menitipkan segumpal dafing bernyawa di rahimku. Awalnya...aku dan suami sepakat untuk menunda karena kami berdua masih kuliah. Berhasil! k3 (dibaca Kakak, panggilan untuk suami) lulus setahun lebih dulu baru kemudian aku setahun berikutnya lulus dengan nilai sangat memuaskan. banyak orang menganggap kehidupan kami berdua aneh. bayangin, setahun menikah pertama, kami hidup terpisah. k3 di pondok petro dan aku di KPG (Koalisi Perempuan Gresik), sebuah camp LSM cewe yang bergerak di bidang gender dan perempuan peduli politik. kita hanya bertemu kalo mau berangkat dan pulang kuliah. itu pun udah mendingan karena k3 udah punya motor. sebelumnya lebih gila, k3 pergi ngajar dan kuliah(suamiku sejak masih kuliah udah dipercaya jadi guru MI/SD) naik sepeda balap jarak 30km pulang pergi. itupun berangkatnya pagi buta banget dan pulangnya kalo matahari udah mau tenggelam. sementara aku ga jauh beda, naik sepeda genjot untuk berangkat kuliah pas jam 1 siang teng dengan jarang ga sedikit lebih deket, 1o km ajah pulang pergi..nama jalannya di daerah gunung berbatu+berdebu lagi. kalo ada truk pengangkut batu lewat, wusshh debu beterbangan menimpa wajah. itu juga salah satu sebab aku ogah banget dengan bedak sampe sekarang. kupikir percuma pakek bedak, ntar sampe kampus temen-temen juga bakalan ngeledekin karena minyak di wajahku udah berbarel-barel (taelah, segitunya ^_^=). namun dengan keadaan seperti itu kita bahagia meski kekurangan materi ada disana-sini. aku ga pernah nuntut k3 untuk rutin kasih uang belanja. pikirku itu ga wajib karena aku ga serumah dan ga melayani dia secara utuh. meski k3 ngotot, aku tetep berpegang teguh kalo aku harus mengerti keadaan suami yang memang hanya bergantung dengan gaji bulanan yang saat itu relatif kecil untuk ukuran orang berumah tangga.

ide lain muncul. aku mulai cari biaya tambahan. jualan koran dan majalah! kalo kebanyakan penjual koran adalah cowok, aku berani mengambil profesi itu karena aku suka menjalaninya. itupun karena dulu, toh aku pernah menjalani profesi itu saat masih SMA untuk tambahan uang saku dan bayar SPP. bukan, bukan karena ortu ga bisa membiayai, itu memang keputusanku snediri mengingat masih ada 2 adekku yang juga butuh biaya pendidikan. aku hanya merasa harus sadar diri.............

usaha terus berlanjut dengan mulai merambah bisnis pesanan kerudung instan, jual pin-pin cantik dan menerima pesanan apa saja yang bisa menghasilkan uang. sesekali ikutan lomba menulis walau selalu ga menang. awalnya k3 melarang dan merasa dirinya ga berguna tapi aku selalu meyakinkannya kalo aku melakukan ini karena aku mau bukan karena terpaksa.

sejalan dengan itu, aku juga ikut banyak organisasi. terakhir aku bergabung dengan organisasi anti narkoba dan HIV/AIDS. aku bertemu dengan banyak orang yang ternyata jauh lebih susah hidupnya ketimbang sekedar kekurangan secara materi. para mantan pecandu itu...para ODHA itu....betapa miris ketika aku berpelukan dengan mereka dan merasakan detak jantung mereka yang kerap was-was apakah esok hari mereka dapat membuka mata dan memulai harinya lagi. dari sana kepekaanku terhadap sesama semakin terasah. aku semakin tau betapa Tuhan sangat bermurah hati terhadapku.

setelah wisuda, aku mulai banyak mengurangi aktivitas. banyak yang menyarankan agar cepet hamil, aku harus cukup istirahat. jangan pencila'an (jangan banyak tingkah). aku nurut. sebulan masa pertapaan itu, bukannya lebih fresh, aku malah semakin stress berat. tumpukan buku udah aku baca. segala jenis resep di majalah udah aku praktekin. kegiatan rumah tangga aku lakukan normal seperti ibu-ibu pada umumnya. hasilnya?? aku malah sesenggukan nangis ke k3 kalo aku ngerasa hampa banget. otakku kosong. berat badanku malah tambah (perhatian sodara-sodara! aku tuh perempuan genduth tapi berkelakuan autis. aku sendiri heran, meskipun aku makan dengan porsi wajar, punya banyak aktivitas, tapi kok ga langsing-langsing ya???). k3 ngakak sejadi-jadinya setelah akhirnya k3 kembali memberiku peluang untuk kembali out of de box. tapi kali ini lebih kalem, ikut seminar-seminar. ikut pelatihan-pelatihan. terakhir sekarang aku lagi getol banget bikin bros dari terigu, gantungan kunci dari kain flanel serta bikin cemilan coklat kecil untuk dijual. yang terakhir itu adalah kongsi bisnisku dengan nenk faik (mbak sulungku). eh ya, sejak 1 setengah tahun terakhir kami udah kontrak sebuah rumah dengan 3 kamar dengan biaya sangat murah loh. murah karena kata sebagian orang rumah ini angker (tenang-tenang, ntar ada juga cerita tentang asal-usul rumah ini).

Dan permasalahan itu dimulailah...
aku sering Istihadloh(mens yang melebihi batas normal perempuan biasanya). mensku sebulan 2x. seringnya sih, 10 hari bersih udah "dapet" lagi. memang sih, aku sudah mengalami itu sebelum menikah dulu, tapi yang sekarang jadi lebih sering. awalnya biasa aja karena kupikir dikasih obat dari dokter pasti kembali normal. nyatanya...obatnya abis, darahnya muncul lagi. Aku jadi lebih labil, sensitif. aku takut man...(Astaghfirullah, mengapa aku jadi senewen dengan Tuhan?). berbagai macam pengobatan udah dijalani. beberapa kota udah kita jelajahi demi kesempurnaan kita sebagai sepasang suami istri. orang udah mulai ngomong macem-macem. aku yang selalu cuek, sekarang jadi suka kepikiran. gimana kalo yang orang omongin bener??? sampai suatu saat aku pernah menyarankan k3 untuk periksa kesuburannya. oke, k3 sempat tersinggung, mungkin juga marah. itu karena setiap periksa, dokter, tabib, bidan, dukun pijat dan ahli terapi bilang aku subur. lalu k3.....

Ternyata k3 juga subur, trus siapa yang salah? siapa yang "ga bisa?"
k3 selalu bilang kita harus sabar. mungkin Tuhan punya rencana lain...

"Kali aja Tuhan tahu kita masih ngontrak, neng, jadi ntar kita dikasihnya pas kita udah punya rumah sendiri" k3 sering kasih suges kayak gitu

"Kapan-kapan kita chek lagi deh, k3 yakin suatu hari nanti kita pasti punya bayi" diam-diam aku menangis. mengapa aku jadi mudah putus asa sekarang?

eing-ing eeeeeeeeeng,,,setelah dua kali chek ke 2 terapis yang berbeda (jujur, aku capek ke dokter karena selalu di kasih penyubur tapi tetep gitu-gitu juga) ternyata rahim dan kandung kemihku menempel. seumpama kabel, aku lagi korslet parah. cek terakhir kemari pas mudik ke rumah mertua di Bojonegoro. Aku juga harus mentaati serangkaian larangan yang harus dipantangi. Diantaranya adalah :
1. Ga boleh makan daging ayam
2. Ga boleh makan daging sapi dan segala jenis daging apalagi daging babi (hehehe)
3. Ga boleh makan mie instan
4. Ga boleh makan ikan laut (yang ini aku yakin cuma karangan k3 aja karena setahuku terapisnya ga bilang gitu deh..)
5. Ga boleh makan melon dan semangka

jadilah sekarang aku kayak herbifora tulen. cuma makan tahu-tempe dan sayuran. tragisnya aku punya suami yang tingkat gilanya semakin hari semakin ga ketulungan. sekarang dia demen banget iming-iming ikan laut di depan mukaku. apalagi akhir-akhir ini dia sering banget pulang bawa nasi kotak jatah rapat sekolah dengan menu daging ayam panggang, sambel goreng ati dan kawan2. tapi dia juga super duper protektif untuk urusan pantangan ini. Pas lagi bikin soto ayam untuknya, aku icip kuahnya aja ga boleh, katanya apa bedanya daging ayam dengan kuah yang udah kecemplung daging ayam? arrrrrghh

Rasanya sekarang baikan. mudah-mudahan 15 hari mandatang ga mens lagi trus aku mual-mual, trus aku beli test pack, trus ada dua garis pink di stripnya trus aku ham.....(huhuhu jadi pengen nangis).

doain yaah....

0 komentar:

Posting Komentar

monggo...